Penjaga Kegelapan dan Batu Cahaya

Di tengah hutan belantara yang diselimuti kabut malam, Aira, seorang petualang muda yang cantik, melangkah dengan penuh semangat. Bersama teman kecilnya, seekor makhluk berbulu putih bernama Lumi, mereka menjelajahi hutan terlarang yang konon menyimpan rahasia kelam. Cahaya senter di tangan Aira menjadi satu-satunya penerang di antara pohon-pohon tua yang menjulang, sementara kunang-kunang kecil beterbangan di sekitar mereka, menciptakan suasana magis namun mencekam. Aira sedang mencari "Batu Cahaya," artefak legendaris yang diyakini bisa menyembuhkan segala penyakit. Ibunya, yang terbaring lemah di desa, hanya bisa bertahan beberapa hari lagi. Tekad Aira membawanya ke hutan ini, meski desas-desus tentang makhluk jahat yang menghuni tempat itu membuatnya bergidik. Tiba-tiba, Lumi mengeluarkan suara kecil penuh ketakutan, matanya yang besar menatap ke arah kegelapan. Aira menghentikan langkahnya. Dari balik pepohonan, terdengar bisikan yang dingin, "Kau tak seharusnya ada di sini..." Senter Aira mulai berkedip-kedip, dan suhu udara turun drastis. Jantungnya berdegup kencang saat ia melihat bayangan hitam bergerak cepat di antara pohon. Tanpa diduga, bayangan itu muncul tepat di depannya—sosok tinggi kurus dengan mata merah menyala. "Berikan makhluk itu padaku," suara seraknya bergema, menunjuk ke arah Lumi. Aira memeluk Lumi erat, menolak menyerah. Namun, sosok itu mendekat, dan dengan setiap langkahnya, kenangan pahit Aira mulai muncul: kematian ayahnya, kesepiannya, dan rasa takut kehilangan ibunya. Makhluk itu seolah menyerap ketakutannya, membuat Aira gemetar dan hampir menyerah. Di saat kritis, Lumi melompat dari pelukan Aira dan mengeluarkan cahaya lembut dari tubuhnya. Cahaya itu mengusir makhluk gelap, tapi Lumi terjatuh, napasnya melemah. Aira menangis, memeluk sahabat kecilnya yang kini tak bergerak. Hutan kembali sunyi, tapi Batu Cahaya masih jauh di depan, dan waktu untuk menyelamatkan ibunya semakin menipis. Dengan hati hancur, Aira melanjutkan perjalanan, membawa tubuh kecil Lumi, ditemani kesedihan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
Di kalangan penduduk desa terdekat, Hutan Terlarang dikenal sebagai tempat yang tidak boleh dimasuki manusia. Konon, hutan itu dulunya adalah tempat suci tempat para roh cahaya tinggal, menjaga Batu Cahaya—artefak yang bisa menyembuhkan segala penyakit dan membawa kehidupan abadi. Namun, ribuan tahun lalu, seorang penyihir jahat bernama Kael mencoba mencuri batu itu untuk mendapatkan kekuatan abadi. Akibat keserakahannya, ia dikutuk oleh roh-roh cahaya menjadi Penjaga Kegelapan, makhluk mengerikan yang terperangkap di hutan, menjaga Batu Cahaya dari tangan manusia. Mitos mengatakan bahwa Penjaga Kegelapan memiliki kemampuan untuk membaca ketakutan terdalam siapa pun yang memasuki hutan. Ia akan muncul sebagai bayangan hitam dengan mata merah menyala, berbisik dengan suara yang membuat jiwa gemetar, dan memaksa korbannya menghidupkan kembali kenangan paling kelam mereka. Banyak petualang yang masuk ke hutan tidak pernah kembali, karena mereka menyerah pada ketakutan mereka sendiri dan menjadi bagian dari hutan—jiwa mereka terperangkap selamanya sebagai kunang-kunang yang beterbangan di malam hari. Namun, mitos juga menyebutkan bahwa hanya seseorang dengan hati murni dan keberanian sejati yang bisa mengalahkan Penjaga Kegelapan. Dikatakan bahwa cahaya dari makhluk suci—seperti Lumi, teman kecil Aira—dapat melemahkan kutukan Penjaga Kegelapan. Tapi, ada harga yang harus dibayar: cahaya itu sering kali mengorbankan nyawa makhluk suci tersebut. Batu Cahaya sendiri konon tersembunyi di pusat hutan, di dalam sebuah gua yang hanya bisa ditemukan jika seseorang melewati ujian Penjaga Kegelapan. Penduduk desa sering memperingatkan, "Jangan masuk Hutan Terlarang kecuali kau siap kehilangan segalanya." Mitos ini menjadi cerita turun-temurun, membuat hutan itu disegani sekaligus menarik bagi para petualang yang putus asa, seperti Aira, yang terpaksa mempertaruhkan nyawa demi harapan terakhir.

Jauh sebelum Hutan Terlarang menjadi tempat yang ditakuti, hutan itu adalah surga yang dikenal sebagai "Lembah Cahaya." Di sana tinggal para Roh Cahaya, makhluk-makhluk kecil berwujud seperti bola cahaya lembut dengan sayap tipis yang berkilauan. Mereka adalah penjaga alam yang menjaga keseimbangan kehidupan, memberikan kehangatan pada tanaman, dan menyembuhkan makhluk yang terluka dengan sentuhan mereka. Di tengah lembah, tersimpan Batu Cahaya, sumber kekuatan mereka, yang memancarkan energi murni untuk menjaga hutan tetap hidup. Pemimpin Roh Cahaya bernama Elysia, seorang roh dengan cahaya paling terang dan hati paling murni. Elysia selalu mengajarkan para roh lainnya untuk melindungi hutan dari keserakahan, karena Batu Cahaya, meski penuh berkah, juga bisa menjadi kutukan jika jatuh ke tangan yang salah. Suatu hari, seorang penyihir bernama Kael datang ke Lembah Cahaya. Dengan tipu muslihat, ia berpura-pura meminta bantuan untuk menyembuhkan desanya yang dilanda wabah. Elysia, yang penuh kasih, mempercayainya dan membawa Kael ke Batu Cahaya.
Namun, saat melihat batu itu, sifat asli Kael terungkap. Ia menyerang Elysia dan berusaha mencuri Batu Cahaya untuk mendapatkan kehidupan abadi. Para Roh Cahaya berjuang mati-matian melawan Kael, tetapi kekuatan sihirnya terlalu besar. Dalam keputusasaan, Elysia mengorbankan dirinya dengan meleburkan cahayanya ke dalam Batu Cahaya, menciptakan ledakan energi yang mengusir Kael dari lembah. Tapi, akibat perbuatannya, Kael dikutuk menjadi Penjaga Kegelapan, makhluk yang terikat pada hutan, tidak bisa pergi, dan hanya bisa hidup dengan menyedot ketakutan makhluk lain. Setelah pertempuran itu, Lembah Cahaya berubah menjadi Hutan Terlarang. Para Roh Cahaya yang selamat kehilangan kekuatan mereka dan berubah menjadi makhluk kecil berbulu, seperti Lumi, teman Aira. Mereka tidak lagi bisa berkomunikasi dengan manusia, tapi masih memiliki sisa cahaya di dalam diri mereka—cahaya yang bisa menyala terang untuk melawan kegelapan, meski sering kali dengan harga nyawa mereka sendiri. Konon, kunang-kunang yang beterbangan di Hutan Terlarang adalah sisa-sisa jiwa para Roh Cahaya yang gugur, tetap berusaha menuntun para petualang yang berhati murni menuju Batu Cahaya.
Kisah ini menjadi legenda yang diceritakan turun-temurun, bahwa Roh Cahaya masih ada di Hutan Terlarang, menunggu seseorang yang layak untuk membawa Batu Cahaya kembali ke dunia, mengembalikan keseimbangan yang telah hilang selama ribuan tahun. Namun, hingga kini, belum ada yang berhasil—termasuk Aira, yang kini harus menghadapi kesedihan kehilangan Lumi, keturunan terakhir dari para Roh Cahaya.

Komentar